Jumat, 30 September 2016

Sekret yang ku rindu dan curhatanku



Hari ini seorang sahabat mengirimkan ku sebuat chat lewat salah satu akun media sosial ku, seperti biasa kami saling bertanya kabar karena sudah lama tak bersua. Singkat cerita beliau mengajak ku ke kampus tercinta untuk bertemu karena beliau sedang ada urusan.ya, bagiku untuk bertemu dengan sahabat tak ada masalah untukku karena aku senang bertemu dengan teman – teman lamaku. Sedangkan aku juga masih banyak waktu untuk, karena waktu istirahatku masih banyak tanpa batas waktu terntentu, hehehe...
Jam setengah dua belas aku berada disana, karena tak perlu waktu lama untuk sampai disana, cukup kurang lebih lima menit naik motor untuk sampai kampus sudah cukup untukku karena kampus dan rumah ku sangat dekat. Akhirnya aku masuk kembali ke sekret tercinta, sudah hampir 4 tahun tak menginjakkan kaki ku disni. Sudah lama sekali. Aku rindu. Rindu saat- saat seperti mereka sekarang. Rindu tapi aku tak ingin mengulang kembali tentunya. Sekret yang ku rindu, kau tak jauh berbeda dengan sebelumnya, kau masih tetap sama seperti dulu, hanya banyak tambahan pernak – pernik yang menghiasi sisi kanan kiri mu. Sekret tempat kami berbagi cerita, mengerjakan berbagai proker yang tlah disepakati, bekerja sama agar proker dapat sukses. Tempat kami memberikan pendapat, usulan dan saran serta tak lupa berbeda pendapat yang sering terjadi antara kami sesama akhwat itu sendiri, atau sesama ikhawan sekalipun bahkan antara kami akhwat dan ikhwan. Dan tak jauh tertinggal canda tawa menghiasi serta air mata yang menjadi warna – warni sekret yang ku rindu. Tak lupa suara takbir yang slalu bergema di ruang kecil itu, ruang yang dapat menampung kami dengan segala rasa yang ada dalam diri. Ruang kecil yang menjadi base camp atau rumah kedua untuk kami, pulang kuliah kalau lagi males pulang ke rumah pasti ujung - ujungnya ngumpul ke sekeret entah untuk mengerjakan tugas organisasi atau tugas kuliah. Ruang yang kecil itu di bagi 2 dengan pembatas yang tlah diberi hijab, agar antara akhwat dan ikhwan tak dapat melihat satu sama lain, disini cukup dengan mendengarkan suaranya kita akan tahu siapa orang yang tersebut.
Aku ingat, dulu awal mula aku menginjakkan kaki pertama ku disekret tercinta, aku disana pada hari jum’at pada minggu pertama aku kuliah, karena disana ada agenda jum’at tiap minggunya, aku ingat penampilanku pertam kali saat disana, dan aku malu kalau mengingatnya. Hijab sederhana yang ku gunakan, baju setengah tiang yang dilapisi manset dan celana levis biru. Aku malu dan risih, karena penampilan ku berbeda dengan mereka. Dan mereka menerima aku apa adanya. Saat kuliah itulah hari pertama aku memakai hijab. Jadi aku kurang pengetahuan ku tentang hijab dan teman –temannya. Satu hal yang slalu aku hindari adalah rok, karena aku risih memakainya. Tapi melihat mereka sangat nyaman, bebas melakukan semua aktivitas  tanpa risih sedikit pun membuat mereka terlihat anggun memakai rok tersebut. Secara perlahan dan sedikit demi sedikit pengetahuan ku bertambah dengan dunia hijab, akhirnya aku memutuskan untuk memakai hal yang slalu anti untuk ku gunakan. Walau sedikit risih akhirnya ku gunakan  dan alhamdulillah, akhirnya aku tak bisa berpisah darinya, hehehe... sekret yang ku rindu kau punya banyak cerita tentang ku, kamu, kita dan mereka yang tengah kau simpan dan kau punya ruang sendiri di dalam hatiku..
Hari ini aku menemani sahabatku mengisi kajian di sekret yang ku rindu, agenda jum’at seperti biasa. Selsai dari sana, taklupa kami berbagi cerita tentang kehidupan kami, saling memberi masukan dan sharing. Dikala kami berceritta, beliau menanyakkan tentang liqo dengan ku, ya tentunya aku sudah melaporkan ini dengan MR ku sebelumnya, dan mereka sedang menguruskannya. Dan beliau pun menawarkanku untuk mebina salah satu liqo di kampusku. Ya Allah, rasanya tuh ... sumpah tak dapat ku ungkap, aku ingin sekali punya binaan, tapi aku??? Aku membina diri sendri saja belum benar apalagi membina mereka, yang notaben nya butuh perhatian dan pengarahan. Ingin punya binaan, karena salah satu impian dan citaku, sedangkan aku, hafalan saja masih nol besar, ilmu pun masih kurang banyak, sedang amalan ku saja masih banyak catatnya, bagian mana aku bisa membina mereka 5 orang tau lebih, aku sendiri mengurusi diri saja msih belum benar, aaargghhhhhhh..... kesal... aku ingin ya Allah, tapi aku juga tak mau egois, bagaimana aku ditanya soal ini  dan itu sedangkan aku tak dapat menjawab pertanyaan mereka, dan bacaan Qur’an ku saja masih jauh dari rata – rata, tajwid saja belum bisa. Aku menyesal dengan diriku sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar