Senin, 05 Oktober 2020

Hei Kau

Hei kau
yang bilang sebagai penengah
penengah dibagian mana?
penengah atau tengah
tengah dikanan atau tengah dikiri

Hei kau 
yang merasa diri sebagai penengah
dimana kuasa mu?
ketika seorang dibunuh karakternya

Hei kau
yang menganggap menjadi penengah
dimana keadilan yang kau orasikan
ketika fitnah dan kezaliman merajalela

Hei kau
yang menjadi penengah
jangan kau tutup pintu hati, mata dan telingamu
jika ingin menjadi penengah
jangan kau terlarut dalam buaian angan
jangan kau terlalu lebih memanjakannya
kelak...
ingatlah, kelak cepat atau lambat
kau yang menjadi penengah
akan merasakan semua yang kau lontarkan
yang kau banggakan kelak akan jadi bomerang bagimu
jangan kau sia siakan tenaga dan pikirmu


Hei kau
suatu hari nanti, ya suatu hari nanti ketika bertemu
anggap saja kita melihat orang lain pada umumnya
jangan kau hiraukan keberadaan kami
bukankah seperti itu yang kau mau?
suatu hari nanti ketika saling berpapasan
anggap saja seperti orang orang yang lain yang berlalu lalang
bukankah itu yang kau mau?
tenang, kami tidak sedih
malah kami sangat senang, karena dijauhkan dari orang orang positif tapi bermuatan negatif
aku hanya berdo'a semoga Allah limpahkan sgala kesehatan dan diberikan umur yang panjang 
agar kelak kau bisa menyaksikan sendiri
hukum Allah yang berlaku
semoga Allah membalas semua kebaikanmu

Jumat, 02 Oktober 2020

Seperti apa rasanya sekarang
ketika semua rasa tlah terkuak
aku sudah lelah
menyimpan rapi dalam kotak kegundahan

Biar kau juga tau
bukan hanya kau yang sakit
tapi juga aku

Kau bersikap seperti orang bijak
tapi tak melihat dari sisi yang lain
kau seolah olah benar
tapi kau sendiri menutup mata

Berdamailah dengan dirimu sendiri
aku tlah penat berdamai dengan diriku
bukan ingin menambah bebanmu
hanya agar kau tak mengungkitnya suatu hari 

Kamis, 01 Oktober 2020

Pengap ketika relung hati tak senada
membiarkan mengangak 
tapi tak bisa meredam
lelah, sangat...


Disini aku berdamai dengan sepi
memeluk sunyi 
merangkai serpihan puing puing buih
membersamai tetesan air mata tertahan dalam diam


Aku tak pandai sandiwara, hanya terkadang kamuflase digunakan
walau dalam diam itu menyiksa
sudahlah, semua sudah melebur bukan lenyap
cepat atau lambat akan tersingkap

Biarlah jeda membersamai kita sejenak
memberi ruang bernyanyi
agar topeng topeng terbuka
hingga tak ada yang tersirat
agar kelak bisa memaknai tanpa tergores


Atau biarkan aku tetap seperti ini tanpa berganti
memeluk sepi yang berakhir seperti buih
atau merangkai kembali asa yang menipis
melupakan nyeri yang tak terekam