Senin, 05 Oktober 2015

Wanita Senjaku


Ku lihat begitu banyak guratan  guratan garis diwajah senjamu dalam kenang ku saat ini. Tak ada kata keluh untukmu mengurusi dan menyiapkan semua perlengkapan kami, tak hentinya slalu mengingatkan apa yang harus kami lakukan semuahal dengan baik. Sore ini ku berikan sebuah kabar yang tak terlalu asing tuk beliau dengar,  kabar tentang dirikku yang harus kembali mutasi. Begitu banyak celotehan mu mengingatkan agar semua perlengkapanku   tidak ada satu pun yang tertinggal. Beberapa pertanyaan yang engkau lontarkan padaku. Ada sebuah kekhawtiran dalam dirimu, aku tahu itu Ibu. Aku tahu bahwa engkau ingin aku mendapatkan sesuatu yang terbaik. Maaf anakmu ini Ibu yang belum bisa membanggakan dirimu, yang masih saja menyusahkanmu, yang masih bergantung padamu. Aku sudah berusaha semampuku, maaf jika usahaku ini belum terlalu maksimal, target yang slama ini ingin ku capai, semua mimpi dan cita yang ingin ku gapai slalu saja ada yang menghalanginya. Maafkan anak mu ini Ibu, aku yang tak ingin membagi cerita kepadamu, karena tak ingin membagi beban kepadamu kembali. Sudah terlalu banyak beban yang kau tanggung slama ini. Ibu terima kasih atas semua usaha dan segalanya yang engkau berikan untukku tanpa pamrih. Terima kasih Ibu, I do love yo so much.... I Miss you full...

Kamis, 01 Oktober 2015

Hanya dengan Allah

   Ketika teman, sahabat tak mampu lagi untuk menjadi tempat berbagi. Bukan. Bukan tak mampu tuk mendengarkan ataupun berbagi denganku. Hanya aku tak mau berbagi kepada mereka, menceritakan semua luka kepada mereka. Mungkin ada sebagian pembaca ketika membaca semua isi postingan di blogku ini bertanya - tanya, kenapa isi postingannya tentang rasa sedih dan kecewa dan sebagainya. Itu lah aku. Ketika rasa sedih , galau, resah, gundah dan teman- temannya menghampiri hidupku, dan ketika aku tak mampu tuk berbagi kepada mereka teman dan sahabatku, aku hanya bisa berdiam diri, menyendiri menikmati duniaku sendiri, lalu merajut rangkaian kata tuk mengutarakan segala isi hati melalui tulisan - tulisanku yang tak berarti. Ku ungkapan rasa melalui tulisan - tulisan kecil berharap rasa itu hilang dan enyah seketika. Karena melalui tulisan - tulisan kecil, aku dapat melampiaskan rasa yang ingin ku lakukan, karena aku tahu mereka tak mengetahui tentang blog yang ku buat, karena aku jarang share kepada mereka dan mereka juga tak menyukai dunia ini, dunia blog maksudku, karena blog ini salah satu dalam duniaku. Ketika semua rasa menghampiri dihidupku, aku tak ingin mereka tau tentang apa yang tlah terjadi dihidupku. Hanya berbagi melalui tulisan dan kepada Allah. Ya hanya dengan Allah ku ceritakan semuanya tanpa harus ada yang ku tutupi. Hanya dengan Allah tempat ku berbagi cerita. hanya dengan Allah tempat ku curahkan segala isi hatiku. Allah, hanya Allah yang ku punya saat ini, berharap dan berdo'a semoga ada sebuah keajaiban yang terjadi . Allah, hanya Engkau tempatku kembali. Hanya janji-Mu yang membuat ku kuat sampai saat ini. Hanya janji-Mu yang pasti yang mampu membuatku bertahan. Hanya janji-Mu membuatku lebih banyak belajar akan arti sebuah kesabaran yang tiada batas. Hanya dengan janji-Mu yang membuatku belajar arti dari keikhlasan. Hanya dengan Mu, Ya Allah aku berani menghadapi dunia kejam ini. Hanya dengan Allah aku mampu menghadapi dunia fatamorgana ini. Ya Allah, terselip sebait do'a yang slalu ku panjatkan kepada-Mu, berharap Engkau mengabulkan untaian do'a - do'a dari hamba-Mu yang begitu banyak berlumuran dosa tapi tetap Engkau setia menemaninya. Ya Allah, terima kasih.

Haruskah aku?

        Kita tak pernah berpikir akan bagaimana jalan yang akan kita tempuh kedepannya, apakah jalan yang ditempuh akan mudah atau tidak, kita hanya bisa berdo'a dan berusaha yang terbaik, berharap semua ingin dan cita terwujud sesuai dengan harapan. Kita tlah menyelusuri jalan sesuai dengan rutenya, mematuhi semua rambu - rambu yang diberikan, tapi mengapa... Mengapa?
Mengapa harus aku? Mengapa harus aku yang slalu mengalaminya? Mengapa harus aku yang slalu jadi korbannya? Apa  salah ku? sehingga harus slalu aku? Sedih ? ya aku sangat - sangat sedih. . . rasa sesak didada sangat menyiksa, tak bisa menerima kenyataan yang terjadi, rasa sakit dan kecewa ini membuat lubang yang terlalu dalam di hati. Ketika secara perlahan sembuh slalu saja ada yang membuat lubang kembali. Aku sadar bahwa aku hanya manusia yang tak terlalu sempurna. Tangis yang ku tahan tak dapat lagi aku bendung, secara perlahan mengalir tanpa aba-aba. Aku sadar, aku manusia yang masih banyak kekurangan, tak ada keahlian yang dapat dibanggakan. Sepenuhnya aku sadar. 

    Tapi, aku ingin kembali bertanya, Haruskah slalu aku? Aku yang slalu melangkah sesuai ingin kalian dan kalian hanya menganggap aku sebagai sampah. SAMPAH. Ingin ku maki dan berteriak kepada kalian, ingin membalas semua rasa yang tlah lama ku simpan. Ingin. Sangat - sangat ingin. Tapi aku sadar, biar Allah saja membalas semua yang tlah kalian lakukan kepadaku. Cukup Allah saja.