Kita berjalan mencari bersama menyelusuri setiap
ruang , beriringan dengan sebait jarak, melewati setiap ruang dan tatapan mata
mereka tertuju pada kita seakan menghardik membuatku takut, bukan tempat yang
mengerikan atau berbahaya, tapi tempat yang tak seharusnya dikunjungi, bukan
bukan, bukan tempat yang tak seharusnya dikunjungi tapi tempat yang salah untuk
dikunjungi, kau menenangkan ku bahwa tak apa-apa berada sini, kenangku.
Kenangan itu terlalu singkat, bahkan sekarang samar-samar teringat bahkan ada
sepenggal cerita yang terlupa atau terlewat dari ku. Aku hanya berusaha
mengingat dan menuliskannya kembali, dan ketika kelak aku lupa akan sosok dirimu, aku kan membaca kembali tulisan
– tulisan tak berarti ini, mungkin otak – otakku akan mencari kilatan memori
yang memudar dan menghilang itu. Kenangan dimana hanya aku yang menyimpannya. Kita
hanya mencari satu tempat, tempat untuk melakukan kewajiban kita kepada-Nya.
Ketika wudhu tlah membasahi, kita menghadap pada-Nya, kita tak melakukakannya
bersama – sama , lagi – lagi jarak yang mengingatkan, kau bukan imamku dan aku
bukan makmummu, kita berjarak seperti itulah waktu itu. Aku berharap kita bisa
disatukan Allah, itu harapan semuku. Waktu
bersamamu adalah hal yang tak terduga untukku, ada rasa yang membuncah didalam
tubuh ini, berusaha untuk menetralisirkannya dengan cepat, bersama beriringan
dan sepenggal jarak yang mendampingi membuatku bahagia, meski sesaat tapi itu
kenang singkat yang akan terkikis waktu dan enyah bagai buih lautan. Mungkin
hanya aku saja yang ingat dan mengenang, karena hanya aku yang mencintaimu
dalam diam, bahkan kau sendiri tak pernah sadar akan hal itu, aku menulis tentangmu diranahku ini untuk
mengingat kenang singkat yang pernah terjadi walau kau tak tahu eksitensiku
disini. Karena kau hanya fatamorgana bagiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar