Rabu, 02 September 2015

Belitung, haruskah aku kesana ?


 
                Pantai yang berjejer menghiasi pulau itu, terik mentari terasa mengigit kulit, sepi, bersih, rapi, belum terjamah dengan tingkah manusia yang jahil dan pastinya aku akan jarang melihat hujan yang bersenandung, itu penilaianku saat ini, pantai yang berjejer, dan suasana yang sepi cukup untuk kita merehatkan otak dari segala aktivitas pekerjaan yang mengharuskan target. Hanya kita sendiri di pantai itu, tak ada orang lain, serasa pantai millik kita sendiri, bebas melakukan semua akitivitas sesuka hati,  itu cerita yang ku dapat dari seorang teman yang baru tinggal beberapa bulan disana. Slalu melakukan travelling ditempat – tempat yang berbeda setiap minggunya, membuat ku iri.
                Belitung, haruskah aku kesana ? jika suatu hari nanti aku memang harus pergi kesana, aku terlalu takut menanggung rindu yang membuncah tak terwujud, mungkin hanya bisa melihat dan mendengar suara dari keluarga, tapi raga ini ingin bersama dengan mereka menikmati kebersamaan, jarak yang hampir sama untuk ku tempuh saat aku berada didaerah yang pernah ku kunjungi membuat tak masalah, biaya transportasi yang mahal membuatku slalu berpikir berulang – ulang kali, harus kah aku ke sana? Karena satu kali perjalanan pulang pergi dari Palembang – Belitung sama dengan 8 kali aku pulang pergi dari Palembang – Penukal,  Palembang  - Muara Enim, Palembang – Jarai, atau Palembang -  Muara Pinang. Transportasi yang mahal merupakan salah satu faktor yang belum terselesaikan sampai saat ini membuat kita pada akhirnya akan jarang untuk pulang ke rumah kedua orang tua kita.
                Ah, dilema melanda, disatu sisi aku menginginkan pergi kesana untuk melepas atribut yang slama 3 tahun ku sandang, mungkin itu sebagian solusi dalam benakku dan melakukan travelling ke kota yang belum ku datangi, ya setidaknya ketika melakukan pekerjaan kantorlah yang dapat membuat kita berkesempatan berwisata ria dan menghemat biaya akomondasi bahkan kantor yang membayar semua kegiatan perjalanan kita, kalau pun tanpa urusan kantor pastinya kita akan berpikir berkali – kali lipat karena akan megeluarkan kocek yang mahal bahkan mengurungkan niat. Dan disisi lainnya aku harus kembali berjauhan dengan keluarga dalam rentan waktu yang tak dapat ku prediksi. Jadi, harus bagaimana, haruskah ku pergi dengan resiko jarang berkumpul bersama kedua orang tua dan adik – adikku atau kembali menunggu giliranku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar