Pantai
yang berjejer menghiasi pulau itu, terik mentari terasa mengigit kulit, sepi,
bersih, rapi, belum terjamah dengan tingkah manusia yang jahil dan pastinya aku
akan jarang melihat hujan yang bersenandung, itu penilaianku saat ini, pantai
yang berjejer, dan suasana yang sepi cukup untuk kita merehatkan otak dari
segala aktivitas pekerjaan yang mengharuskan target. Hanya kita sendiri di
pantai itu, tak ada orang lain, serasa pantai millik kita sendiri, bebas melakukan
semua akitivitas sesuka hati, itu cerita
yang ku dapat dari seorang teman yang baru tinggal beberapa bulan disana. Slalu
melakukan travelling ditempat – tempat yang berbeda setiap minggunya, membuat
ku iri.
Belitung,
haruskah aku kesana ? jika suatu hari nanti aku memang harus pergi kesana, aku
terlalu takut menanggung rindu yang membuncah tak terwujud, mungkin hanya bisa
melihat dan mendengar suara dari keluarga, tapi raga ini ingin bersama dengan
mereka menikmati kebersamaan, jarak yang hampir sama untuk ku tempuh saat aku
berada didaerah yang pernah ku kunjungi membuat tak masalah, biaya transportasi
yang mahal membuatku slalu berpikir berulang – ulang kali, harus kah aku ke
sana? Karena satu kali perjalanan pulang pergi dari Palembang – Belitung sama
dengan 8 kali aku pulang pergi dari Palembang – Penukal, Palembang
- Muara Enim, Palembang – Jarai, atau Palembang - Muara Pinang. Transportasi yang mahal
merupakan salah satu faktor yang belum terselesaikan sampai saat ini membuat
kita pada akhirnya akan jarang untuk pulang ke rumah kedua orang tua kita.
Ah,
dilema melanda, disatu sisi aku menginginkan pergi kesana untuk melepas atribut
yang slama 3 tahun ku sandang, mungkin itu sebagian solusi dalam benakku dan
melakukan travelling ke kota yang belum ku datangi, ya setidaknya ketika
melakukan pekerjaan kantorlah yang dapat membuat kita berkesempatan berwisata
ria dan menghemat biaya akomondasi bahkan kantor yang membayar semua kegiatan
perjalanan kita, kalau pun tanpa urusan kantor pastinya kita akan berpikir
berkali – kali lipat karena akan megeluarkan kocek yang mahal bahkan
mengurungkan niat. Dan disisi lainnya aku harus kembali berjauhan dengan
keluarga dalam rentan waktu yang tak dapat ku prediksi. Jadi, harus bagaimana,
haruskah ku pergi dengan resiko jarang berkumpul bersama kedua orang tua dan
adik – adikku atau kembali menunggu giliranku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar