Kamis, 08 September 2016

Masih Tentang Hujan



Tak ada bintang hanya gemuruh yang terdengar dari langit malam ini tanda hujan kan datang, akhirnya kini tak perlu menunggu lama untuk sering melihatmu, kau kan hadir setiap hari tanpa ada yang meminta bahkan memohon, kau akan datang dengan sendirinya, entah itu pagi, siang, sore atau malam, kau kan datang secara tiba – tiba tanpa pemberitahuan, kini setiap hari kan ku dengar nyanyian merdu mu, yang slalu ku rindu. Karena setiap tetesan air yang jatuh darimu ada untaian do’a yang slalu ku panjatkan agar kau dapat menyampaikan dengan baik dan mengabulkannya.
Ku rebahkan tubuh yang tak terlalu letih. Sunyi, gelap dan hawa dingin perlahan merasuki tubuh, mencoba bernegoisasi pada mata yang tak terpejam berharap cepat terlelap tapi apa daya, mata ku tak mau berkompromi meski mata tlah lelah tetap tak terpejam. Hanya tetesan air hujan yang ku dengar, tanda bahwa ia akan berbondong – bondong jatuh ke tanah. Aroma petrichor pun melengkapi kehadiranmu, ku nikmati setiap nyanyiannya, merdu dan berirama. Saat seperti inilah aku menikmati kesendirianku bersamamu, memberikan sejuta pertanyaan yang hinggap dikepalaku, dan aku butuh jawaban darimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar