Tak
ada bintang hanya gemuruh yang terdengar dari langit malam ini tanda hujan kan
datang, akhirnya kini tak perlu menunggu lama untuk sering melihatmu, kau kan
hadir setiap hari tanpa ada yang meminta bahkan memohon, kau akan datang dengan
sendirinya, entah itu pagi, siang, sore atau malam, kau kan datang secara tiba
– tiba tanpa pemberitahuan, kini setiap hari kan ku dengar nyanyian merdu mu,
yang slalu ku rindu. Karena setiap tetesan air yang jatuh darimu ada untaian
do’a yang slalu ku panjatkan agar kau dapat menyampaikan dengan baik dan
mengabulkannya.
Ku
rebahkan tubuh yang tak terlalu letih. Sunyi, gelap dan hawa dingin perlahan
merasuki tubuh, mencoba bernegoisasi pada mata yang tak terpejam berharap cepat
terlelap tapi apa daya, mata ku tak mau berkompromi meski mata tlah lelah tetap
tak terpejam. Hanya tetesan air hujan yang ku dengar, tanda bahwa ia akan
berbondong – bondong jatuh ke tanah. Aroma petrichor pun melengkapi
kehadiranmu, ku nikmati setiap nyanyiannya, merdu dan berirama. Saat seperti
inilah aku menikmati kesendirianku bersamamu, memberikan sejuta pertanyaan yang
hinggap dikepalaku, dan aku butuh jawaban darimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar