Kamis, 10 September 2015

Rain . . .



                Hello rain, apa kabarnya kamu hari ini ? sudah berapa lama aku tak melihat mu dalam beberapa bulan ini, sedang apa sekarang? Kenapa kau tak kunjung hadir? Dimana dirimu berada?  Padahal terlalu banyak yang ingin ku ceritakan padamu. Aku rindu rain. Rain, ada apa denganmu? Sepertinya dirimu enggan kembali. Kenapa? Aku hanya ingin kembali bercerita tentang semuanya hanya denganmu seperti dulu. Ya seperti dulu dengan sangat akrab. Kau tahu kan, aku sangat menyukaimu. Benar – benar menyukaimu. Ketika kau hadir tiba – tiba, aku akan berlari ke serambi rumah atau ke jendela kamarku untuk mengadahan tanganku agar aku bisa menyentuhmu merasakan kesejukan yang slalu kau ciptakan. Ketika kau hadir dimalam hari, kau berikan nyanyian indah menina bobokan diriku hingga terlelap sampai kicauan burung atau suara ayam membangunkan ku pertanda pagi tlah kembali. Tapi sekarang kau tak seperti dulu, Rain. Karena tak ku dengar lagi gemerincik nyanyian indahmu, tak lagi ku dengar suara merdumu. Tak ku lihat lagi  anak kecil yang tersenyum menyambut kedatanganmu. Tak lagi ku dengar tawa riang mereka ketika kau hadir tiba –tiba. Rain, jangan terlalu lama bersembunyi, disini kami merindukanmu, benar – benar merindu. Kau tahu, disini begitu kacau balau ketika kau tak ada. Begitu banyak halimun asap yang menyiksa masyarakat. Masyrakat begitu susah dalam menjalankan aktivitasnya. Mereka berbondong – bondong menyelusuri jalan setapak yang terjal demi mencari bagian dari dirimu. Penghasilan kerja sangat kurang untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka karena kau tak kunjung hadir. Maaf, bukan bermaksud menyalahkan mu. Sekali lagi aku minta maaf padamu, Rain. Bisakah kau hadir kembali? Mengguyur kami disini dengan kesejukkanmu? Rain, kami menunggumu. Slalu menunggu hadirmu sampai kapan pun. Miss You rain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar