Selasa, 25 Agustus 2015

Pantaskan Diri


 
Setiap membaca artikel, tausiyah, atau tulisan – tulisan yang berbau   pernikahan tak luput kata “ Memantaskan Diri “selalu bertenger tegap disetiap barisan cerita, yach… memantaskan diri untuk menjadi lebih baik sehingga mendapatkan pendamping hidup yang sesuai diinginkan, seperti ingin mendapatkan suami yang sholeh, dan kita pun harus berusaha memantaskan diri, berusaha yang terbaik untuk menjadi seorang yang sholeha. Terus berusaha untuk tetap dekat dengan-Nya, bahkan merayu kepada – Nya yang mengetahui setiap isi hati kita. Memantaskan diri agar kelak Allah takdirkan kepada kita seseorang yang menjadi pendamping hidup yang terbaik untuk kita. Memantaskan diri agar apa yang tlah kita dapat memang pantas untuk kita dapatkan.
Allah, Engkau tlah menuliskan skenario kehidupan setiap manusia yang hidup dibumi-Mu, tlah mentakdirkan setiap kejadian sedetil apapun kepada makhluk yang hidup dibumi-Mu. Daun yang jatuh pun terjadi atas izin-Mu. Seperti itulah juga kita untuk bertemu dengan jodoh, sebelum Allah memberikan izin-Nya sekuat apapun kita mencari kita tak akan bisa bertemu dengannya. Tapi, bagaimana dengan mereka yang pacaran? Apakah itu termasuk dalam memantaskan diri ? Yahhh… itu tergantung kepada kita masing – masing, bagaimana sudut pandang kita dalam menyikapinya, karena setiap manusia mempunyai sudut pandang yang berbeda. Yah,,, mau menjemput dengan cara yang halal atau tidak, tergantung cara kita, bukankah kita sedikit tahu bahwa dalam islam tak ada namanya pacaran, adapun dibolehkan pacaran dalam islam itu sendiri ketika kita sudah menjadi halal maka itu diperbolehkan.
      Ada contoh sedikit ketika semasa kuliah ada orang yang begitu taat kepada perintah Allah, setiap orang dinasehatinya agar melakukan semua sesuai dengan perintah Allah, bahkan tak khayal beliau termasuk dalam kepengurusan suatu lembaga dakwah dimana diamanahi sebuah tanggung jawab yang luar biasa, tak luput terkadang kita pun sempat iri dengan beliau bagaimana bisa menjadi pribadi yang sempurna menurut kacamata kita, sedangkan kita masih dalam proses yang begitu jauh untuk mencapai titik tersebut. Tapi seketika pandangan itu berubah tentang beliau mengingat apa yang terjadi pasca kampus yang lebih tepatnya sejak terlibat didalam hiruk pikuknya dunia kerja. Bagaimana semua perkatannya masih terniang dalam benak, bagaimana beliau berkoar –koar tentang ajaran agama Allah, bagaimana beliau slalu berkoar – koar saling mengingatkan satu sama lain, sedang beliau sekarang tlah melanggarnya sendiri. Dan minus pun secara tak langsung tercap untuk beliau dalam penilaian, dimaklumi??? Ahhh, bagaimana bisa memakluminnya, mungkin ada disebagian benak kita,so jangan mudah men-judge seseorang, karena kita sendiri pun bukan makhluk yang sempurna, meski Allah menciptkan kita dengan sempurna, manusia memang tak sempurna begitu banyak cela disetiap sisi diri dan kehidupan, bagaimana dulu semasa kuliah jilbab lebar nan longgar terpasang indah sedangkan kini tak terlihat jilbab indah itu lagi, bagaimana dulu kaos kaki yang tak pernah lepas kemana pun pergi, kini tak terlihat lagi kaos kaki yang menghiasi kaki indah itu, bagaimana dulu untuk menatap para lelaki atau pun berdekatan ada hijab yang menjadi jarak, tapi kini dengan lantangnya menatap lelaki yang belum halal dan tak ada jarak yang memisahkan untuk berdekatan, bahkan kedekatan itu setiap saat diupload dimedia sosial, miris sungguh miris, dimana hidayah yang Allah berikan? Dimana ilmu yang dulu disampaikan? Sudah lenyapkah? Dimana itu semua? Begitu goyahkah ketika kita tak berada dalam komunitas yang kondusif ? yahh,,, hanya Allah yang tahu semua alasan itu, islam memang indah tapi jangan sampe dimudah-mudahkan. Kita do’akan semoga beliau diberikan kembali hidayahnya oleh Allah,dan kembali seperti dulu menjadi bidadari dunia nan akhirat versi Allah dan pastinya ada  sebuah alasan mengapa beliau melakukan itu semua… Don’t judge yachh.. J
      Seperti itupun aku, aku adalah sosok manusia yang tak sempurna, seorang yang masih jauh tentang ilmu agama, masih belajar menjadi sosok pribadi yang baik, masih belajar untuk tak slalu memikirkan dunia yang tak kekal ini, belajar menjadi pribadi yang qonaah dan zuhud, belajar ikhlas yang tak berbekas , belajar sabar yang tak memiliki batas sabar, kalau pun punya batas sabar yah bisa dibilang itu bukan sabar namanya hhheeehhee…, masih dalam tahap pembelajaran dimana masih sangat jauh untuk kata sempurna, sholat yang masih ada aja bolong-bolong, hafalan yang masih jalan ditempat,pengetahuan tentang agama yang tak ada peningkatan, rasa malas yang slalu menggerogoti diri, miris sungguh ku miris terhadap diriku sendiri, sering ku marah kepada diri kenapa aku begini, frustasi karena begitu susah untuk memaksa diri sendiri, terlalu sulit bahkan,,, tapi ketika semuanya tlah bisa berjalan sesuai dengan harapan kita, mempertahankan malah jauh lebih sulit dari yang dibayangkan begitu banyak godaan yang memnghampiri termasuk godaan lingkungan yang kurang mendukung baik lingkungan dalam internal maupun eksternal,begitu banyak coletahan – coletahan yang merisikan, Lelah rasanya terus berperang melawan diri sendiri. Meski demikian ku nikmati setiap prosesnya, ku yakin Allah memberikan sedikit demi sedikit pelajaran yang terselip dari semua yang tlah ku lakukan selama ini. Sulit sungguh sulit untuk berbeda dari orang lain, menjadi warna yang berbeda dari yang lain, melawan arus yang dimana mereka selalu mementingkan dunia dan isinya, yang berlomba – lomba membanggakan diri dengan segala yang mereka dapatkan, perjuangan memang tak mudah begitu banyak duri-  duri bertebaran, walau demikian terus teruslah berusaha dan berjuang dalam memperbaiki serta memantaskan diri menjadi pribadi yang lebih baik nan soleha versi Allah. Allah akan memberikan kado terindah-Nya diwaktu yang tepat pada kita,,, So, dalam hidup ini kita yang memilih, ingin menjadi apa kita kedepannya, ingin menjadi pribadi yang terus maju, atau menjadi yang tertinggal semua jawaban ada dalam hati kita, nyaman dimanakah kita, meski teman, sahabat bahkan saudara kita memilih jawaban yang kurang memuaskan, biarkan beliau mengambil keputusan tersebut terlebih dahulu tapi secara perlahan kita deketi beliau kita beri nasihat atau memberikan gambaran ke depannya, bagaimana kalau kita mengambil keputusan tersebut dan apa saja resiko yang akan kita hadapi nantinya, karena kita didunia hanya hidup sesaat karena kehidupan yang kekal nan abadi adalah akhirat, bukan nereka tempat yang begitu mengerikan, membayangkannya saja membuat takut apalagi kita mengalaminya. Bukankah syurga yang slalu kita dambakan, syurga yang slalu dirindukan setiap umat muslim diberbagai penjuru dunia. Setiap do’a slalu terserlip harapan dan imipian untuk berada disana, dikehidupan yang kekal yang begitu indah dibandingkan seluruh isi dunia ini. Ahh… Syurga, aku merindukan mu… Semoga aku pantas mendapatkanmu bersama orang – orang yang ku cintai, mendapatkan rumah nan elok disana. Aamiin,,, J So, Pantaskan diri jika ingin mendapatkan sesuatu yang ingin kita gapai agar kita sendiri memang benar – benar pantas untuk mendapatkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar